Mobil Sedan Kia berwarna Ungu Muda hancur. Hanya bagian mesin depan yg utuh. Bodi utama mobil disatukan dengan keempat pintunya menggunakan kawat, demikian pula dengan serpihan2 bagian belakang mobil. Banyak dari bagiannya tampak sebagai lelehan besi panas yg mengering. Jika diperhatikan bentuk umum mobil tersebut, maka sangat jelas gambaran lubang besar di bagian tengah dan meluas. Demikian penampakan kendaraan komandan Izzuddin Al-Qossam, Ahmad Said Jabbari, yg oleh sahabat-sahabatnya di panggil Abu Muhammad.
As-Syahid di bom oleh Israel dengan menggunakan drone ketika dalam perjalanan, setelah bertemu dengan Raja Qatar di Gaza. Sebagaimana yang dirilis banyak media, bom jatuh tepat di bagian tengah mobil tersebut. Mengangkat derajat Sang komandan beserta satu orang pengawalnya. Bersanding di sisi Allah SWT.
Pasca serangan tersebut, seluruh kelompok perlawanan di Gaza bersatu. Brigade Saroya Al-Quds, Izzuddin al-Qossam, Brigade Al-Aqso, dan Brigade Abu Ali Mustofa untuk saling mendukung. Mereka menggelar kekuatan di bawah koordinasi Al-Qossam, melakukan balasan yang memaksa Israel untuk meresponya dengan operasi militer.
Pemerintah Israel menciptakan opini seolah perang ada dalam skenario mereka di Gaza. Sesungguhnya mereka dipaksa untuk merespon pejuang Gaza yang marah. Netanyahu mendesak parlemennya untuk meluluskan anggaran perang. Hasilnya tidak bulat, sebagain setuju ada yang keberatan.
Di lapangan, selama puluhan tahun ke belakang, Israel merasa jumawa dengan opini kekuatan meiliternya yang dibanggakan. Setiap kali berhasil mensyahidkan satu pejuang Hamas, atau merusak wilayah Gaza dgn bom Drone, direspon dengan rudal
made in lokal yg 'lemah'. Ini membuat Israel salah menilai kekuatan pejuang Gaza, sekaligus menampakkan kecerdasan para pejaung Gaza menyimpan kekuatan mereka. Dengan analisa salah inilah Israel berani menggelar operasi militer ke wilayah Gaza.
Hasilnya mengejutkan. Petang sebelum magrib di hari kedua agresi Israel, di banyak media di Gaza, pasukan Hamas mengumumkan berita gembira, "wahai Gaza, akan ada berita gembira sejam lagi, tunggulah", demikian dituturkan Husein, pelajar Indonesia yang kuliah di Fakultas Syariah Universitas Gaza. Sejam kemudian, Chanel 2 dan Chanel 9 TV Israel mengabarkan kepanikan Tel Aviv akibat rudal M75 menghancurkan salah satu sudut kota dan menewaskan belasan orang, termasuk tentara Israel. Jauh lebih banyak dari 3 org sebagaimana dirilis media-media di Indonesia.
"Dan suasana seperti ini sering di lakukan pasukan Hamas", ujar Husein. "Mereka cerdas, membangun psikologi pemenang utk masyarakat Gaza". Beberapa kali setelah itu, kabar-kabar gembira di sampaikan. Kejatuhan Apache di daerah Khan yeunis, lumpuhnya kapal perang Israel di perairan, jatuhnya dua buah F16 Israel, meningkatkan moral pejuang Gaza dan masyarakat. Apalagi kemenangan tersebut diperoleh dari kekuatan persenjataan yang digalang sendiri oleh pejuang Gaza. Roket M75 menjadi brand produk paling populer di Palestin, bukan hanya untuk perang, tapi namanya menjadi merk minyak wangi yang digandrungi sampai ke tepi barat dan Jerussalem.
Keberhasilan M75 mancapai tel Aviv, diduga menjadi pertimbangan serius yang memaksa Netanyahu memutuskan menerima gagasan gencatan senjata dari Presiden Mesir, Muhammad Mursi. Salah satu pejabat Israel bahkan memberikan ulasan bahwa Hamas memiliki tidak kurang dari 10 ribu roket. Dan 30% diantaranya adalah roket jarak jauh. Dalam 8 hari pertempuran, Hamas mengirimkan tidak kurang dari 1000 roket, dan masih memiliki ribuan roket yg mengancam Tel Aviv.
Setelah keberhasilan M75 menjangkau ibu kota Israel, sekitar 1500 orang Israel menyembunyikan diri ke bunker bawah tanah di kota tersebut. Sangat kontras dengan anak2 di Gaza. Mereka tetap menikmati bermain bola di tengah hujan bom pasukan udara Israel. Menurut penuturan Nur Ikhwani Relawan Indonesia yang sudah setahun di Gaza, anak-anak tersebut bahkan berlarian keluar, ingin melihat jet tempur F16 Israel, saat orang2 dewasa mendesak mereka untuk masuk dan bersembunyi. "Anak-anak kami pemberani. Kami kehilangan 16 anak yg di bom Israel saat mereka tetap menikmati permainan bola mereka," ujar Jomah An Najar, salah satu pejuang Gaza. "Israel frustasi. Mereka tidak tahu mana lagi sasaran Drone dan Jet tempur mereka. Mereka kehilangan jejak lokasi-lokasi pejuang al-Qossam. Maka anak-anak di lapangan terbuka pun di bom", jelas Jomah.
8 hari pertempuran di Gaza, memberikan efek yang berbeda. Ribuan keluarga Yahudi di Israel meminta proses evakuasi ke Jordan dipercepat. Sementara di Gaza, para pejuang membanggakan masyarakat dan teman mereka yg syahid. Kepercayaan diri yang tinggi akan kemampuan kekuatan militer mereka, membuat masyarakat dan pejuang Gaza gembira menyambut kesempatan syahid. Foto-foto As-Syahid di pajang di jalan-jalan, persis seperti pilkada di Indonesia. Seperti pesta di Gaza, 8 hari pertempuran adalah 8 hari berbahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar