Senin, 02 September 2013

Mesir, Saudara Muda Indonesia


Saya berkeringat ditengah kota Cairo, di dalam sebuah Sedan produki Prancis dengan pengaturan AC dingin Maksimal, 4 level. Siang hari pertengahan juli sampai agustus adalah puncak musim panas di Mesir. Suhu berkisar 46 sampai 49 derajat Celcius. Jangan berfikir utk membuka jendela dan berharap angin bertiup menyejukkan. Bisa-bisa kulit wajah akan terkelupas terpapar suhu panas yang menyengat. Terik matahari, suhu panas, dan debu gurun, adalah kombinasi yang membuat setiap orang enggan berada di jalan-jalan Mesir siang hari. Pengalaman itu saya rasakan pada 2011 lalu. Saya yakin, bahwa iklim khas panas Mesir tidak akan berubah setiap tahun.

Periode yang sama di musim panas tahun ini, Mesir bergejolak. Saya membaca berita dan mendapatkan foto dan video aksi damai masyarakat menolak kudeta militer. Saat itu jelang ramadhan, dan itu bulan juli. Tubuh saya bergetar. Memori tentang suhu terik siang Mesir yang menyengat dan membakar muncul dibenak saya. Sulit bagi saya membayangkan jutaan manusia keluar dari apartement mereka yang berAC dan berkumpul ditempat terbuka, terpapar suhu panas iklim gurun. Namun kenyataan mereka berkumpul. Hal tersebut menyadarkan saya, tuntutan mereka pasti lebih besar nilainya dibanding panas gurun yang mereka hindari.

Mesir adalah jejak tua peradaban manusia. Dalam kitab suci agama samawi diberitakan, Mesir mencatat sejarah manusia-manusia rujukan kehidupan. Baik yang mewakili kesuksesan maupun yang mewakili kegagalan hakiki. Ada Nabi Allah Musa dan Harun radiallahu ‘anhuma, serta Fir’aun, Haman, dan Qorun musuh-musuh Allah. Kedua kelompok ini memiliki militansi yang sama kuatnya. Mereka berdiri, berhadap-hadapan dengan semua keyakinannya atas nilai. Dan kita belajar dari mereka kesudahannya. Hari ini, semua perkembangan Mesir hanyalah perulangan sejarah pertarungan tersebut. Lengkap dengan karakteristiknya ‘Penguasa Vs Rakyat’.

Mesir adalah lokasi sentral isu kemanusiaan. Dalam sejarahnya yang panjang, Mesir adalah negara penting dalam dinamika kemerdekaan Palestina dari penjajahan zionist. Lewat Mesir kita bisa mengakses gerbang Jalur Gaza, wilayah Palestina yang merdeka. Dari Mesir juga kontrol pergerakan isu kemanusiaan mengalir ke Jordania, mensasar wilayah tepi Barat dan Yerussalem. Maka ketika hari ini tragedi kemanusiaan justru terjadi di Mesir, dapat dipastikan mereka memiliki ketangguhan yang hebat. Puluhan tahun masyarakat Mesir mendidik diri mereka dalam kesiagaan membantu Palestina. Mereka sukses untuk itu. Apalagi jika mereka yang harus menolong jiwa dan kehormatan diri sendiri. Saya rasa masyarakat Mesir akan sangat tangguh menjalaninya.

Tragedi kemanusiaan di Mesir saat ini sangat luar biasa. Bukan saja korban yang ditimbulkan berdasarkan rentang waktu konflik yang berlangsung sangat besar, melainkan juga kebiadaban yang digunakan oleh pemerintah kudeta, pasukan militer Mesir. Bahkan dibandingkan tragedi kemanusiaan di Myanmar, Mesir masih jauh lebih berat. Apa penilaian kita untuk orang-orang yang menggunakan mesin perang menghadapi aksi damai masyarakat, Membidik setiap jurnalist media yang ada di lapangan, dan menciptakan teror dengan penyusupan ke kerumunan massa lalu membunuh jiwa yang menunutut hak demokrasinya. Hanya di Mesir terjadi pembakaran tempat ibadah, pembunuhan manusia, dan penyerangan terhadap rumah sakit serta pasien, semua hal yang dilindungi dalam semua konvensi kemanusiaam yang ditetapkan dunia internasional.

Saya bersyukur militer Indonesia pernah punya kesempatan yang sama dengan Mesir, namun tidak mewarisi genetis Fir’aun yang diwariskan ke para Penguasa dan tentara. Sehingga Indonesia tidak harus memikirkan bagaimana membilas sejarah darah manusia yang tumpah demi tegaknya sebuah entitas yang kita sebut negara. Apalagi membayangkan, bagaimana dari satu generasi mewariskan kisah tragis kepada generasi selanjutnya, agar setiap generasi baru memiliki kebanggaan kepada pemerintahnya yang barbar. Semoga Allah melindungi kita semua dari kemungkinan gugurnya jiwa anak bangsa atas alasan apapun.

Akhirnya saya ingin menyatakan bahwa saya menikmati masa-masa ketika saya di Mesir. Kita mungkin akan sangat sulit mendapatkan keramahan di lalulintas jalan rayanya. Tapi karakter dasar masyarakat mesir sebenarnya sangat ramah. Hati mereka mudah tersentuh kebenaran. Dan mereka sangat senang menolong orang lain. Jangan sungkan bertanya alamat jika ragu, sebab orang Mesir akan menghampiri anda dari duduk santai mereka, meletakkan koran yang dibacanya, atau menghentikan obrolan mereka, memastikan anda tidak tersesat, meskipun anda bertanya dari dalam mobil dengan mesin hidup dan kendaraan yang tidak menepi. Hal yang sangat tidak sopan menurut ukuran Indonesia

Selain itu, saya menikmati Mesir dengan sajian jus mangganya,Sebab sambil menyajikan minuman tersebut, pelayan Mesir—yang mengetahui saya dari Indonesia—akan menceritakan kisah bagaimana pertama kali mereka mendapatkan bibit mangga dari Indonesia. Mereka akan menyebutkan satu nama yang dikenal para tetua diseluruh pelosok negeri Mesir. Bahwa mereka saudara muda Soekarno, Saudara muda Indonesia. Makanya kita wajib membantu Mesir!

Selasa, 23 Juli 2013

The Philanthropist Lifestyle

kekayaan bukan lagi seberapa banyak harta yang berhasil dikumpulkan, melainkan seberapa banyak harta yang berhasil dibagikan

Kelak Bill Gates adalah orang yang paling dekat shafnya dengan Sahabat Rasulullah Usman Bin Affan r.a., jika sekiranya dia bersyahadat. Manusia hari ini yang mungkin paling mirip karakternya dengan sahabat Rasulullah tsb adalah Bill Gates.

Sampai tahun 2007, total sumbangan mencapai USD 28 miliar telah digelontorkan Bill & Melinda Gates Foundation. Sepanjang sejarahnya, Bill & Melinda Gates Foundation menyumbangkan banyak uang pada berbagai lembaga kemanusiaan. Salah satunya adalah The Global Alliance for Vaccines and Immunization. Lembaga ini punya misi mengimunisasi sebanyak mungkin anak di negara miskin seperti Bangladesh, Ethiopia, Ghana, Haiti dan sebagainya. Total dana yang diterima adalah USD 1,5 miliar.

Yayasan juga menyumbangkan uang senilai USD 1,3 miliar pada United Negro College Fund. Ini adalah organisasi yang memberikan beasiswa bagi kaum minoritas di Amerika Serikat. Sumbangan senilai USD 456 juta juga diberikan pada Alliance for a Green Revolution in Africa (AGRA) di Afrika. Organisasi ini berupaya meningkatkan kesejahteraan para petani Afrika dengan meningkatkan kondisi benih dan tanah. Masih banyak lembaga lain yang kecipratan uang dari yayasan Bill Gates. Bill Gates sendiri dilaporkan telah memberikan persentase besar dari hartanya untuk aktivitas filantropi, ditaksir sebesar 48%. Dia bergabung dengan dermawan kaya lainnya yang juga punya jejak sama, seperti Andrew Carnegie, Warren Buffet dan John D. Rockefeller.

Kedermawanan Bill Gates, adalah warisan gaya hidup produktif yang dipentaskan oleh sedikit orang sejak zaman Rasulullah SAW. Salah satunya adalah sahabat utama Rasulullullah SAW, Usman bin Affan r.a. Pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., kaum Muslimin dilanda paceklik yang dahsyat. Mereka mendatangi khalifah Abu Bakar seraya berkata, "Wahai.. khalifah Abu Bakar..! Langit tidak menurunkan hujan dan bumi kering tidak menumbuhkan tanaman, dan orang-orang meramalkan bakal terjadi bencana besar, maka apa yang harus kita lakukan..?" Abu Bakar menjawab, "Pergilah dan bersabarlah... Aku berharap sebelum tiba malam hari Allah akan meringankan kesulitan kalian."

Maka pada sore hari itu juga Usman bin Affan r.a. membagi-bagikan muatan kafilah yang baru datang dari Syam berupa seribu unta yang mengangkat gandum, minyak dan kismis tadi kepada fakir miskin. Mereka semuanya mendapat bagian yang cukup untuk kebutuhan keluarganya masing-masing dalam jangka waktu yang lama.

Kedermawanan saat ini tidak lagi sekedar kebaikan. Perlahan ia menjadi lifestyle yang meluas di kalangan orang2 yang diberikan kelimpahan rezki dan kekayaan. Saat ini, orang-orang kaya dunia berlomba membuat yayasan sosial. Bagi mereka, kekayaan bukan lagi seberapa banyak harta yang berhasil dikumpulkan, melainkan seberapa banyak harta yang berhasil dibagikan. Ukuran kekayaan mereka bukanlah nilai yang dikonsumsi, melainkan nilai yang dimanfaatkan oleh sesama. Kaya menjadi berkembang nilai manfaatnya dari kebahagiaan sendiri menjadi kebahagiaan bersama. Bill Gates, Andrew Carnegie, Warren Buffet dan John D. Rockefeller adalah beberapa diantara nama-nama yang mempeloporinya.

Di Indonesia, gejala kedermawanan menjadi lifestyle juga sangat nyata terlihat. Semakin professionalnya lembaga-lembaga sosial kemanusiaan termasuk lembaga Amil Zakat seperti Dompet Dhuafa dan LAZ yang lain, menjadi salah satu indicator yg mudah diukur. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah donasi dan donatur yang bergabung dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Selain itu, tumbuh gerakan-gerakan berbagi dalam komunitas masyarakat, misalnya komunitas Tangan Di Atas (TDA), kelompok Sedekah Rombongan, Training Sedekah Brutal ala Ippo Santoso, sampai yang melekat pada personal seperti Ust Yusuf Mansur yang menggerakkan kedermawanan dalam masyarakat. Ini semua menguatkan prinsip baru dalam mengelola harta, bahwa orientasi menggunakannya bukan utk dikumpulkan, melainkan utk dibagikan bagi yang kekurangan.

Kedepan, aktifitas kedermawanan tersebut akan semakin menguat dan menjangkau lapisan masyarakat yang sangat luas. Bahkan sangat mungkin, jika melihat kecenderungan seragam orang-orang kaya dunia maupun Indonesia, serta komunitas-komunitas masyarakat untuk berbagi, kedermawanan akan menjadi lifestyle baru yang bergengsi. Mereka menamakan dirinya the philanthropist. So… siapkan diri anda, jangan tunggu kekayaan menumpuk, segeralah bergabung dalam the philanthropist. Berbagi untuk sesama, menerbikan senyum di banyak wajah, dan menikmati kebagiaan bersama-sama.

Selasa, 30 April 2013

Ketika Cinta Terurai Menjadi Perbuatan

Kulitnya hitam. Wajahnya jelek. Usianya tua. Waktu pertama kali masuk ke rumah wanita itu, hampir saja ia percaya kalau ia berada di rumah hantu


Lelaki kaya dan tampan itu sejenak ragu kembali. Sanggupkah ia menjalani keputusannya? Tapi ia segera kembali pada tekadnya. Ia sudah memutuskan untuk menikahi dan mencintai perempuan itu. Apapun resikonya.

Suatu saat perempuan itu berkata padanya, "Ini emas-emasku yang sudah lama kutabung, pakailah ini untuk mencari wanita idamanmu, aku hanya membutuhkan status bahwa aku pernah menikah dan menjadi seorang istri." Tapi lelaki itu malah menjawab, "Aku sudah memutuskan untuk mencintaimu. Aku takkan menikah lagi."

Semua orang terheran-heran. Keluarga itu tetap utuh sepanjang hidup mereka. Bahkan mereka dikaruniai anak-anak dengan kecantikan dan ketampanan yang luar biasa.

Bertahun-tahun kemudian orang-orang menanyakan rahasia ini padanya. Lelaki itu menjawab enteng, "Aku memutuskan untuk mencintainya. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Tapi perempuan itu melakukan semua kebaikan yang bisa ia lakukan untukku. Sampai aku bahkan tak pernah merasakan kulit hitam dan wajah jeleknya dalam kesadaranku. Yang kurasakan adalah kenyamanan jiwa yang melupakan aku pada fisik."

Begitulah cinta ketika ia terurai jadi perbuatan. Ukuran integritas cinta adalah ketika ia bersemi dalam hati... terkembang dalam kata... terurai dalam perbuatan...

Kalau hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Kalau hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata... Kalau cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhunjam dalam hati, batangnya tegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.

Semakin dalam kita merenungi makna cinta, semakin kita temukan fakta besar ini, bahwa cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahwa integritas cinta hanya mungkin lahir dari pribadi yang juga punya integritas. Karena cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Rahasia dari sebuah hubungan yang sukses bertahan dalam waktu lama adalah pembuktian cinta terus menerus. Yang dilakukan para pecinta sejati di sini adalah memberi tanpa henti. Hubungan bertahan lama bukan karena perasaan cinta yang bersemi di dalam hati, tapi karena kebaikan tiada henti yang dilahirkan oleh perasaan cinta itu.

Seperti lelaki itu, yang terus membahagiakan istrinya, begitu ia memutuskan untuk mencintainya. Dan istrinya, yang terus menerus melahirkan kebajikan dari cinta tanpa henti. Cinta yang tidak terurai jadi perbuatan adalah jawaban atas angka-angka perceraian yang semakin menganga lebar dalam masyarakat kita.


Jika kita memiliki kesempatan utk menjadi seseorang yg LUAR BIASA , Kenapa kita memilih utk menjadi biasa-biasa saja? Bukankah hidup ini hanya sekali saja? Pastikan diri kita BERGUNA untuk orang banyak."


dari teman yang tak pernah menghitung kebaikannya: L.U.P.I.N

Senin, 01 April 2013

Dari Ayah untukmu Nak

.

Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu.

Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah terasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.

Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi-Nabi dan Rasul dan temukanlah betapa nasehat yang terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah dengan anak-anaknya.

Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, betapa sepanjang masa kehadiranmu di sisiku, aku seperti menemui keberadaanku, makna keberadaanmu, dan makna tugas kebapakanku terhadapmu. Sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan di depan siapapun. Bahkan dihadapan Tuhan, ketika aku duduk berduaan berhadapan dengan Nya, hingga saat usia senja ini.

Nak, saat pertama engkau hadir, kucium dan kupeluk engkau sebagai buah cintaku dan ibumu. Sebagai bukti, bahwa aku dan ibumu tak lagi terpisahkan oleh apapun jua.Tapi seiring waktu, ketika engkau suatu kali telah mampu berkata: "TIDAK", timbul kesadaranku siapa engkau sesungguhnya. Engkau bukan milikku, atau milik ibumu Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau adalah milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata-mata seharusnya hanya untuk Tuhan.

Nak, sedih, pedih dan terhempaskan rasanya menyadari siapa sebenarnya aku dan siapa engkau. Dan dalam waktu panjang di malam-malam sepi, kusesali kesalahanku itu sepenuh-penuh air mata dihadapan Tuhan. Syukurlah, penyesalan itu mencerahkanku.

Sejak saat itu Nak, satu-satunya usahaku adalah mendekatkanmu kepada pemilikmu yang sebenarnya. Membuatmu senantiasa berusaha memenuhi keinginan pemilikmu. Melakukan segala sesuatu karena Nya, bukan karena kau dan ibumu. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.

Inilah usaha terberatku Nak, karena artinya aku harus lebih dulu memberi contoh kepadamu dekat dengan Tuhan. Keinginanku harus lebih dulu sesuai dengan keinginan Tuhan. Agar perjalananmu mendekati Nya tak lagi terlalu sulit.Kemudian, kitapun memulai perjalanan itu , tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemarimu dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya.

Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti, Nak. Berhenti berarti mati, inilah kata-kataku tiap kali memeluk dan menghapus air matamu, ketika engkau hampir putus asa.

Akhirnya Nak, kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu aku melihatmu dekat dengan Tuhan. Aku akan bangga Nak, karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.

Dari ayah yang senantiasa merindukanmu, air mata ini masih menetes saat akan kututup suratku ini nak. Semoga kalian berbahagia di dunia dan akhirat. Amin Yaa Alloh Yaa Robbal Alamin.


#dari catatan yg terserak #anonim

Minggu, 06 Januari 2013

Cincin Nikah untuk (Calon) Gubernur


Ahad pagi 6 Januari. Hujan berganti-ganti deras dan gerimis. Menjadi salah satu hari penting dalam hidup saya. Sebuah pertemuan yang saya fasilitasi utk menggalang dana kader, bagi hajatan politik di Jawa Barat.

Ekspektasi saya sederhana, sekedar rupiah yg ada di kantong, atau selembar-dua diantara yg terselip di dompet. Mengingat ini adalah memenangkan Gubernur yang menjabat. Tentulah ada persiapan yg cukup utk maju. Apalagi memasuki periode kedua. Pastilah matang perhitungan matematis, materil dan nonmateril. Namun kenyataannya berbeda. Dimamika di lapangan menuntut insiatif pembiayaan yang tidak bisa menunggu. Maka, dari sekitar 30 orang berhimpun, lelaki dan perempuan, terkumpul lebih dari 20 juta rupiah; beberapa komitmen rupiah tambahan, dan beberapa barang. Nilai yang cukup besar untuk ukuran penggalangan level kelurahan.

Kumpulan ini berlangsung di mushallah kecil, di pinggir Jawa Barat, di Kukusan-Depok. Dihadiri oleh kebanyakan Ibu-Ibu, sebagian besar Ibu Rumah Tangga. Walau sebagian ada yang PNS dan profesional medis dan lain-lain. Saya menakar tentulah matang perhitungan Ibu2. Terutama berkaitan dgn pengeluaran dan biaya tambahan.

Maka hasil penghimpunan yg terkumpul menghentak benak saya. Ada yg tidak bisa dimengerti secara pragmatis. Bagaimana kumpulan orang-orang ini mau mengeluarkan anggaran 'ekstra' mereka utk membiayai Gubernur yg telah 5 tahun memimpin daerah dengan PAD Rp 13 Trilyun??

Kenyataan ini menggelitik nalar logis yg sangat lazim sy gunakan. Kecuali ada hal lain, sesuatu yg sangat prinsipil, maka realita ini bisa dipahami. Karena selain uang yg terkumpul, ada satu cincin emas yg mencolok diantara tumpukan uang merah, biru, dan benda2 lain. Benda tersebut sebelumnya berada didalam lipatan kertas yang bertulis "ini cincin nikah saya, tapi lupa berapa gram bobotnya".

Ringan saja, kalimat tulisan tersebut tertera. Sulit bagi saya menakar beban pertimbangan kalimat tertulis. Jika tersampaikan lisan, akan mudah menakar raut wajah. Namun bagaimana menakar ekspresi pemilik lembar putih sobekan kertas, tempat kalimat tersebut dipahat?

Tidak banyak benda2 penting dalam hidup kita. Dan sebagian besar kita sepakat, cincin nikah adalah salah satunya. Ia adalah simbol ikatan penting dalam sejarah hidup kita. Ia adalah monument yg mengalihkan perwalian dari ayah kepada suami, yg akan bertanggung jawab tentang diri seorang wanita di dunia, dan kelak di hadapan Allah SWT. Ia adalah pemutus kesendirian dan pengubah fase hidup seorang wanita. Dan pasti, ia adalah 'kantong' kenangan bahagia kita. Jika bahagia adalah nuansa yg sangat sedikit kita miliki, maka yg terbanyak dari yg sedikit tersebut, pasti ada dalam cincin pernikahan kita.

Lalu bagaimana suasana hati yg menyerahkan cincin nikahnya utk membiayai pemenangan Gubernur yang sedang menjabat, agar maju satu periode lagi??? Sementara belum tentu dia mengenal dan pernah bertemu langsung dgn Sang Gubernur, apalagi dikenal oleh Gubernur dan dengan sengaja pernah mengunjungi langsung pemilik cincin tersebut. Sungguh, hanya dapat dipahami dengan bahasa lain yg tidak rasional dan matematis.

Teringat nasihat seorang teman tentang infaq. "Mas, infaq itu tidak matematis. Ia digerakkan oleh keyakinan. Ia adalah sumber kekayaan. Rumusnya ada 3: jangan ditimbang-timbang, jangan di pikir-pikir, dan lakukan sekarang juga. Tidak ada infaq utk seseorang. Jadi pastikan saja hanya utk Allah. Siapapun yg nanti memanfaatkannya, sama sekali tidak ada hubungannya dgn kita. Maka Allah akan gantikan dengan yg lebih baik dalam bentuknya yg beragam. Lakukan saja dan Allah akan perlihatkan buktinya".

Tentulah pemilik cincin tersebut memiliki keyakinan yang kuat kepada Allah. Keyakinan yg kuat tentang peran politik dalam tugas dakwahnya. Keyakinan yang kuat tentang sumber kebahagiaan dirinya. Dan keyakinan yang kuat atas sosok Gubernur yg akan memanfaatkan infaqnya. Bahwa apa yang dilakukannya pasti tidak sia-sia.

Sekiranya bisa berpesan, semoga dinamika lapangan ini, menjadi bagian dari kesadaran para pemangku amanah dakwah politik. Menjadikannya sebagai hakim yang mengawasi, bahwa kalau dia lacur dalam amanah, dia khianat kepada Allah, dan mengecewakan sosok2 pemilik cincin yang tulus. Pemilik cincin nikah ini hanyalah masyarakat biasa. Mungkin seorang istri dan ibu rumah tangga. Jauh dari publisitas media. Namun dia ada dan eksis dalam perjuangan keyakinannya. Dan akan ada masa Allah membanggakan dirinya, dan menuntut tanggung jawab penerima amalannya.

Semoga kita semua selamat menjalani keyakinan dan peran dakwah kita masing2. Dan kepada pemilik cincin nikah, siapapun dirinya, semoga keberkahan melimpah bagi dirinya, keluarganya, dan semua yang berhubungan dengan dirinya. Dan transaksi infaqnya, menjadi rahmat Allah memasukkannya ke Surga... Amin Ya Rabb.

Kukusan, dalam lembut gerimis matahari ke 6, tahun 2013 @daengdhuafa