Selasa, 23 Juli 2013

The Philanthropist Lifestyle

kekayaan bukan lagi seberapa banyak harta yang berhasil dikumpulkan, melainkan seberapa banyak harta yang berhasil dibagikan

Kelak Bill Gates adalah orang yang paling dekat shafnya dengan Sahabat Rasulullah Usman Bin Affan r.a., jika sekiranya dia bersyahadat. Manusia hari ini yang mungkin paling mirip karakternya dengan sahabat Rasulullah tsb adalah Bill Gates.

Sampai tahun 2007, total sumbangan mencapai USD 28 miliar telah digelontorkan Bill & Melinda Gates Foundation. Sepanjang sejarahnya, Bill & Melinda Gates Foundation menyumbangkan banyak uang pada berbagai lembaga kemanusiaan. Salah satunya adalah The Global Alliance for Vaccines and Immunization. Lembaga ini punya misi mengimunisasi sebanyak mungkin anak di negara miskin seperti Bangladesh, Ethiopia, Ghana, Haiti dan sebagainya. Total dana yang diterima adalah USD 1,5 miliar.

Yayasan juga menyumbangkan uang senilai USD 1,3 miliar pada United Negro College Fund. Ini adalah organisasi yang memberikan beasiswa bagi kaum minoritas di Amerika Serikat. Sumbangan senilai USD 456 juta juga diberikan pada Alliance for a Green Revolution in Africa (AGRA) di Afrika. Organisasi ini berupaya meningkatkan kesejahteraan para petani Afrika dengan meningkatkan kondisi benih dan tanah. Masih banyak lembaga lain yang kecipratan uang dari yayasan Bill Gates. Bill Gates sendiri dilaporkan telah memberikan persentase besar dari hartanya untuk aktivitas filantropi, ditaksir sebesar 48%. Dia bergabung dengan dermawan kaya lainnya yang juga punya jejak sama, seperti Andrew Carnegie, Warren Buffet dan John D. Rockefeller.

Kedermawanan Bill Gates, adalah warisan gaya hidup produktif yang dipentaskan oleh sedikit orang sejak zaman Rasulullah SAW. Salah satunya adalah sahabat utama Rasulullullah SAW, Usman bin Affan r.a. Pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a., kaum Muslimin dilanda paceklik yang dahsyat. Mereka mendatangi khalifah Abu Bakar seraya berkata, "Wahai.. khalifah Abu Bakar..! Langit tidak menurunkan hujan dan bumi kering tidak menumbuhkan tanaman, dan orang-orang meramalkan bakal terjadi bencana besar, maka apa yang harus kita lakukan..?" Abu Bakar menjawab, "Pergilah dan bersabarlah... Aku berharap sebelum tiba malam hari Allah akan meringankan kesulitan kalian."

Maka pada sore hari itu juga Usman bin Affan r.a. membagi-bagikan muatan kafilah yang baru datang dari Syam berupa seribu unta yang mengangkat gandum, minyak dan kismis tadi kepada fakir miskin. Mereka semuanya mendapat bagian yang cukup untuk kebutuhan keluarganya masing-masing dalam jangka waktu yang lama.

Kedermawanan saat ini tidak lagi sekedar kebaikan. Perlahan ia menjadi lifestyle yang meluas di kalangan orang2 yang diberikan kelimpahan rezki dan kekayaan. Saat ini, orang-orang kaya dunia berlomba membuat yayasan sosial. Bagi mereka, kekayaan bukan lagi seberapa banyak harta yang berhasil dikumpulkan, melainkan seberapa banyak harta yang berhasil dibagikan. Ukuran kekayaan mereka bukanlah nilai yang dikonsumsi, melainkan nilai yang dimanfaatkan oleh sesama. Kaya menjadi berkembang nilai manfaatnya dari kebahagiaan sendiri menjadi kebahagiaan bersama. Bill Gates, Andrew Carnegie, Warren Buffet dan John D. Rockefeller adalah beberapa diantara nama-nama yang mempeloporinya.

Di Indonesia, gejala kedermawanan menjadi lifestyle juga sangat nyata terlihat. Semakin professionalnya lembaga-lembaga sosial kemanusiaan termasuk lembaga Amil Zakat seperti Dompet Dhuafa dan LAZ yang lain, menjadi salah satu indicator yg mudah diukur. Dari tahun ke tahun terjadi peningkatan jumlah donasi dan donatur yang bergabung dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Selain itu, tumbuh gerakan-gerakan berbagi dalam komunitas masyarakat, misalnya komunitas Tangan Di Atas (TDA), kelompok Sedekah Rombongan, Training Sedekah Brutal ala Ippo Santoso, sampai yang melekat pada personal seperti Ust Yusuf Mansur yang menggerakkan kedermawanan dalam masyarakat. Ini semua menguatkan prinsip baru dalam mengelola harta, bahwa orientasi menggunakannya bukan utk dikumpulkan, melainkan utk dibagikan bagi yang kekurangan.

Kedepan, aktifitas kedermawanan tersebut akan semakin menguat dan menjangkau lapisan masyarakat yang sangat luas. Bahkan sangat mungkin, jika melihat kecenderungan seragam orang-orang kaya dunia maupun Indonesia, serta komunitas-komunitas masyarakat untuk berbagi, kedermawanan akan menjadi lifestyle baru yang bergengsi. Mereka menamakan dirinya the philanthropist. So… siapkan diri anda, jangan tunggu kekayaan menumpuk, segeralah bergabung dalam the philanthropist. Berbagi untuk sesama, menerbikan senyum di banyak wajah, dan menikmati kebagiaan bersama-sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar