Sabtu, 17 Juli 2010

Perlawanan itu Bernama Pembangunan



Kehidupan masyarakat Gaza adalah kehidupan yg dengan sangat keras diusahakan berjalan normal. Anak-anak bersekolah, pasar melakukan transaksi, orang dewasa bekerja, bahkan pesta perkawinan berlangsung semarak dgn musik dan hidangan.

Jika kita berdiri di salah satu persimpangan kota, akan dijumpai keramaian layaknya kota. Ada angkot dgn kenek yg berteriak mengundang penumpang. Berjajar pertokoan dan berlangsung transaksi, ada pojok buah di sudut perempatan jalan, banyak kelompok nongkrong pemuda bersenda gurau, lalu lalang perempuan dengan aktivitasnya, aroma masakan di udara Gaza menguap dari rumah mkan di kiri dan kanan jalan. Serta terlihat kasigapan polisi mengatur jalan dan keramaian.

Namun di balik itu semua, sebuah kerja super keras dilakukan. Beberapa orang berhimpun dan membentuk sebuah organsisasi sosial. Dari organisasi ini diproduk kebijakan dan diturunkan program-program. Baik prog ekonomi maupun sosial pendidikan. Organisasi tersebut adalah Jam'iyah al-Harokiyah al-Ijtima'iyyah.




JHI adalah sebuah org sosial yg berusaha memastikan seluruh kebutuhan dasar masyarakat Gaza terpenuhi. JHI eksis di seluruh wilayah Jalur Gaza. Mereka membentuk organisasi-organisasi program yang spesifik dibawah sub koordinasinya. JHI memiliki perwakilan di setiap daerah di Jalur Gaza. Dalam keadaan diblokade, JHI tetap mampu bekerja sama dengan berbagai pihak untuk keperluan masy gaza. "Kami memiliki berbagai macam program. Kami mendidik anak dan menyekolahkannya hingga lulus, kami mengelola rumah sakit untuk yang tidak mampu. Dan kami mengelola perkebunan yang luas dan sumber air untuk memenuhi keperluan-keperluan masyarakat Gaza," uajr Dr. Fuad An-Nahl. Beliau adalah penanggung jawab wilayah Rafah, Gaza. "Kami berusaha mengurangi ketergantungan kami dari sumber luar, baik Israel maupun Mesir", demikian tambah Dr. Fuad.

Tim kemanusiaan Dompet Dhuafa Republika diterima oleh JHI pada kamis malam di rumah Dr. Fuad di tengah kota Rafah, Gaza. Kepada JHI ketua tim Bambang Suherman menjelaskan maksud kedatangan delegasi DD, "Kami ingin melanjutkan kembali program setahun lalu yaitu membantu produksi keperluan pokok masyarakat Gaza. Hanya saja, jika tahun lalu kami merevitalisasi pabrik roti, saat ini kami ingin membuatkan sumber air utk keperluan harian masyarakat Gaza".

Tahun lalu sebuah pabrik roti dengan kapasitas produksi 1500 roti perhari, berhasil dihidupkan oleh tim DD. Saat ini tim DD mencoba untuk membantu memenuhi keperluan sumber air masyarakat Gaza. "Kami memang mengarahkan fokus program kami kepada pemenuhan keperluan bahan pokok masyarakat Gaza. Kami mengambil segmen ini untuk bersinergi dengan tim kemanusiaan lain dari Indonesia", ujar Bambang. Tim DD berharap seluruh delegasi Indonesia mampu membidik target program masing-masing sehingga secara keseluruhan mampu memenuhi beragam keperluan masyarakat Gaza.

Pada perjalanan kali ini tim DD juga melakukan assesmen awal untuk menjajaki pengembangan program jangka panjang di Gaza. Beberapa lokasi pasar dan sarana pendidikan telah disurvey oleh tim. "Kami berusaha mengidentifikasi prospek pengembangan program pasar. Selain itu kami juga berusaha menyiapkan program pembiayaan bagi unit usaha yang potensial di pasar-pasar Gaza, semacam BMT di Indonesia".

Pada saat ini tim DD juga sedang melakukan seleksi kepada pemuda Gaza sebagai calon penerima beasiswa. Mereka akan diberangkatkan ke Indonesia. Diharapkan mereka mampu menyelesaikan pendidikannya di bidang ekonomi.

Pendidikan dan ekonomi akan menjadi fokus program jangka panjang DD di Gaza. "Kami akan secara kontinyu mengunjungi Gaza agar seluruh program pendidikan dan ekonomi tersebut berjalan dengan baik," ujar Bambang. DD berharap agar program tersebut menjadi wujud nyata kontribusi masyarakat Indonesia dalam mengawal kemerdekaan Palestina dan dibukanya blokade embargo atas Gaza.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar